Coba-Coba.com- Artikel ini dibuat untuk meng-share kisah inspiratif dari seorang tukang becak, agar dapat menjadi pelajaran bagi kita dan agar kita dapat selalu bersyukur akan hidup yang kita punyai. Tukang
becak ini mantan atlet nasional. Pria asal Pulau Muna ini pernah
membawa nama baik Sulawesi Tenggara di beberapa cabang olahraga yakni
atletik dan angkat besi. Pernah hijrah ke Makassar sebagai atlet
berprestasi. Tapi kemudian dipanggil pulang dengan iming-iming
penghargaan, uang dan Rumah BTN Murah. Cerita klasik yang bisa ditebak, janji-janji itu hanya janji kosong.
Setelah menunaikan tugas sebagai atlet daerah sendiri dan menjuarai beberapa turnamen, Hadiah-h iadiah tu tidak ada yang terealisasi. Sekali waktu beliau mendapatkan bantuan dari Dinsos berupa sebuah kompresor untuk membuka bengkel. Tapi karena tidak cukup menghasilkan, akhirnya kompresor itu dijual.
"Andaikan medali bisa dijual, saya jual juga" demikian curhatannya sambil mengelus-elus kakinya yang cuma sebelah. Bagaimana rasanya berjalan sebelah kaki ? sulit ? bayangkan ketika sebelah kaki itu melakukan hal yang lebih sulit yaitu mengayuh becak, dan dilakukan sebagai KEWAJIBAN. Untuk nafkah.
Di saat orang lain yang fisiknya sempurna tanpa malu-malu menjadi pengemis, bapak ini memilih susah payah menyeret-nyeret becak nya dengan sebelah kaki, demi meletakkan harga dirinya di atas kepala. Sepatutnya lah orang-orang seperti ini mendapat apresiasi yang baik.
Sebuah LSM pernah memberikan kaki palsu dengan kualitas baik. Tapi Bapak Karim ini hanya menggunakannya untuk kondangan :) sepertinya dia sudah terbiasa mengayuh becak sebelah kaki. Apapun itu, orang seperti ini layak diringankan bebannya. Setidaknya di hari tua nya. Semoga dari pihak pemerintah ada yang membaca ini, agar sekali lagi mereka benar-benar melihat kesusahan rakyatnya, walaupun seharusnya mereka sudah tahu akan hal ini, silahkan dishare :)
Setelah menunaikan tugas sebagai atlet daerah sendiri dan menjuarai beberapa turnamen, Hadiah-h iadiah tu tidak ada yang terealisasi. Sekali waktu beliau mendapatkan bantuan dari Dinsos berupa sebuah kompresor untuk membuka bengkel. Tapi karena tidak cukup menghasilkan, akhirnya kompresor itu dijual.
"Andaikan medali bisa dijual, saya jual juga" demikian curhatannya sambil mengelus-elus kakinya yang cuma sebelah. Bagaimana rasanya berjalan sebelah kaki ? sulit ? bayangkan ketika sebelah kaki itu melakukan hal yang lebih sulit yaitu mengayuh becak, dan dilakukan sebagai KEWAJIBAN. Untuk nafkah.
Di saat orang lain yang fisiknya sempurna tanpa malu-malu menjadi pengemis, bapak ini memilih susah payah menyeret-nyeret becak nya dengan sebelah kaki, demi meletakkan harga dirinya di atas kepala. Sepatutnya lah orang-orang seperti ini mendapat apresiasi yang baik.
Sebuah LSM pernah memberikan kaki palsu dengan kualitas baik. Tapi Bapak Karim ini hanya menggunakannya untuk kondangan :) sepertinya dia sudah terbiasa mengayuh becak sebelah kaki. Apapun itu, orang seperti ini layak diringankan bebannya. Setidaknya di hari tua nya. Semoga dari pihak pemerintah ada yang membaca ini, agar sekali lagi mereka benar-benar melihat kesusahan rakyatnya, walaupun seharusnya mereka sudah tahu akan hal ini, silahkan dishare :)